TEMPO.CO, Jakarta – Pandemi Covid-19 lalu banyak membawa berita duka bagi seluruh dunia. Wabah Covid hingga hari ini masih terus menghantui dengan berbagai varian baru yang ditemukan. Baru-baru ini Covid varian Eris atau Omicron EG.5.1 disebut mulai mewabah.
Di Indonesia, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap menghadapi varian baru Covid-19, yakni Eris dengan standar operasional prosedur yang sesuai.
“Pengalaman selama kemarin, pokoknya ini Covid-19 kalau nanti ada varian baru, itu prosedurnya penyakit menular biasa. Otomatis di semua rumah sakit sudah ada tempat untuk penanganan namanya kejadian infeksius,” ujar Muhadjir Effendy saat ditemui di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Selasa, 8 Agustus 2023.
Covid varian Eris masuk ke Indonesia sejak Maret
Seorang epidemiolog, Windhu Purnomo, menjelaskan jenis varian covid ini sudah masuk ke Indonesia sejak Maret. “Ini bukan varian baru, tapi subvarian baru. Dari yang saya ikuti selama ini, EG.5.1 sudah dideteksi di Inggris sejak Februari 2023 dan terdeteksi di Indonesia sejak dari awal Maret 2023, sampai sekarang di Indonesia sudah ada sekitar 12 sekuens,” kata Windu, Senin, 7 Agustus 2023.
Windhu Purnomo juga mengatakan perbedaan subvarian covid ini dengan jenis covid lainnya tidak begitu signifikan yakni terletak pada struktur genomiknya saja. Secara karakteristik dalam hal transmisibilitas, virulensi, dan patogenitasnya kurang lebih sama dengan sub varian omicron lainnya.
Covid varian Eris menurut World Health Organization (WHO)
Menurut laporan epidemiologi mingguan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian baru Covid Eris atau Omicron EG.5.1 menunjukkan kasus yang meningkat.
WHO menambahkan EG.5.1 ke dalam daftar varian yang dipantau pada bulan Juli 2023. Varian baru ini dijuluki Omicron EG.5.1 atau Eris yang merupakan sub-strain variasi Omicron XBB dan memiliki mutan tambahan pada protein lonjakan yakni S:F456L dan S:Q52H. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan transmisinya 45 persen lebih tinggi dari XBB.1.16.
Covid varian Eris ini menyebabkan lebih dari 17,3 persen dari semua kasus Covid-19 yang dilaporkan minggu lalu di Amerika Serikat. Jenis EG.5.1 ini sekarang merupakan varian yang paling umum di AS. Lalu, di Inggris per 20 Juli, EG.5.1 mencakup 14,55 persen dari semua kasus Covid-19, dengan sedikit peningkatan pada jumlah orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Gejala pada varian Eris ini sama seperti jenis Omicron yang lain, yakni pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan.
Varian Covid EG.5.1 mulai mewabah di Australia sejak April 2023 dan masih muncul secara sporadis. Pada 7 Agustus 2023, ada 158 kasus yang diketahui yakni mewakili 2,1 persen dari varian yang dilaporkan. Namun, tingkat infeksi keseluruhan di Australia terus menurun, seperti halnya rawat inap dan kematian terkait Covid, juga laporan kasus dalam perawatan lansia.
Covid varian Eris tidak berbahaya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun juga telah mendeklarasikan EG.5, keluarga varian Omicron, sebagai “varian menarik” setelah munculnya EG.5.1, yang dikenal sebagai Eris. Eris telah dilaporkan di seluruh dunia, khususnya di Asia dan sekarang merupakan proporsi kasus COVID terbesar di AS.
Meskipun hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa EG.5.1 menyebabkan penyakit yang berbahaya daripada varian Omicron lainnya, penyakit ini lebih mudah menular dan berpotensi kebal vaksin.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika respons antibodi vaksin bivalen terhadap EG.5.1 serupa dengan varian sebelumnya dengan dosis vaksin bivalen, menghasilkan peningkatan antibodi lima kali lipat yang melindungi imun tubuh terhadap Covid varian Eris ini.
MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | NAUFAL RIDHWAN
Pilihan Editor: WHO Sebut Covid-19 Varian Eris Tak Terlalu berbahaya, Menko PMK: Pemerintah Harusnya Lebih Siap
Quoted From Many Source